Mengunjungi Pertapaan Gajah Mada di Madakaripura

Kita mengenal Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada dulu. Namun kita mungkin tak mengetahui tempat pertapaan Gajah Mada sebelum mengucapkan sumpah yang mempersatukan nusantara itu.

Mengunjungi lokasi pertapaan Gajah Mada, kita diharuskan melewati jalanan terjal dan berbatu. Jalanan yang berliku dan berbukit-bukit menjadi santapan selama perjalanan. Belum lagi kita mesti masuk ke pelosok-pelosok dusun di Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Suasana pedesaan yang tenang dan asri sangat memanjakan mata. Begitu hening, jauh dari hiruk pikuk keramaian. Tidak seperti Jakarta yang macet dan sumpek.

Dari Bromo kami turun ke arah Surabaya. Memasuki daerah Kecamatan Lumbang, kendaraan kami kemudian mengarah ke desa yang menurut legenda tempat masa kecil hingga remaja Maha Patih Gajah Mada.

Melewati jalanan beraspal sirtu (pasir dan batu), kanan kiri jalan adalah tebing-tebing curam yang berjurang dalam. Bukit-bukit hijau ditumbuhi tanaman-tanaman liar. Terkesan daerah ini masih tertinggal jauh dari peradaban.

Kami tiba dilokasi dengan ‘disambut’ patung Maha Patih Gajah Mada sedang duduk bersila. Kedua tangannya disilangkan di dada. Begitu angkuh. Tatapan matanya tajam ‘mengamati’ setiap gerak-gerik pengunjung yang datang ke objek wisata air terjun ini. Sungguh suatu ‘sambutan’ yang lumayan ‘ramah’ bagi kami.

Tak lama kemudian datang tiga orang pemandu mendekati kami. Setelah berembug sebentar, kami pun bergegas untuk memulai ‘perjalanan’ yang sebenarnya. Jalanan berbatu yang licin di bantaran sungai mesti kita lewati. Hati-hati terpeleset.

Udara siang itu memang cukup terik. Namun siapa sangka diparuh perjalanan mendung datang tiba-tiba. Menurut Suyono, salah seorang pemandu, cuaca daerah disekitar sini memang tidak bisa diduga. Makanya waktu yang paling pas untuk mengunjungi daerah wisata ini adalah dari pagi dan harus segera pulang menjelang Ashar.

“Kalau sudah hujan, daerah sepanjang aliran sungai ini menjadi medan yang sangat berbahaya, Mas” ujar Suyono, warga asli Desa Negororejo yang menemani kami sepanjang perjalanan menuju air terjun Madakaripura.

Belum lama ini – lanjut Suyono – daerah sepanjang aliran sungai ini di landa banjir bandang yang menghanyutkan semua insfrastruktur jalan yang dibuat Pemda Probolinggo agar mempermudah pengunjung mencapai lokasi air terjun Madakaripura. Sejak itu lokasi wisata ini sempat ditutup hingga beberapa lama. Itulah mungkin yang menyebabkan lokasi ini agak kurang terkenal dan jarang di singgahi para pelancong.


Benar saja, tak lama kemudian kami menemukan ‘bangkai’ jembatan beton yang semula berdiri kokoh. Tak terbayang bagaimana saat itu air menghantam apa saja yang melewati aliran sungai ini. Ngeri juga membayangkan kejadian itu.

Namun tak berapa lama sampai juga kami di lokasi air terjun Madakaripura. Waw…Luar biasa. Tak cukup berjuta kalimat terucap untuk mengungkapkan perasaan ini. Sangat mempesona…pemandangan indah persis didepan mata. Air terjun yang muncul dari dinding-dinding tebing konon melukiskan tingkatan/level keparipurnaan dari sang Maha Patih Gajah Mada saat bertapa dulu.

Air terjun ini berbeda dengan air terjun pada umumnya yang sumber airnya dari atas gunung/tebing. Air yang muncul di air terjun Madakaripura muncul dari dinding-dinding tebing. Bila kita tengadahkan kepala keatas, nampak jelas bahwa kita berada seperti di dasar sebuah lubang besar berbentuk seperti sumur raksasa.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, banyak yang memanfaatkan air dari salah satu air terjun ini untuk mandi dan minum agar bisa awet muda dan memiliki keperkasaan.

“Silahkan mandi Mas, biar awet muda dan punya kuasa,” ujar Suyono menawarkan kepada saya, seraya bercerita mengenai kemujarab-an air dari salah satu air terjun terjun Madakaripura tersebut yang dipercaya mampu mengobati berbagai penyakit.

Mandi dan meminum air-nya pun kemudian menjadi ritual yang kami lakukan. Seru juga, kami berbasah-basahan, sambil bercengkerama dan menikmati dinginnya air terjun ini.

Tak terkira bagaimana perasaan ini menikmati keagungan Ilahi. Sungguh suatu anugerah bisa mengunjungi lokasi yang menjadi bagian dari legenda dan sejarah masa lalu.

Lokasi ini layak direkomendasikan sebagai destinasi favorit Kabupaten Probolinggo.
Air terjun Madakaripura menjadi kenangan tak terlupakan yang selalu tersimpan dalam hati.

No comments: